LAGU DAN KARAKTER

lagu cengeng adalah salah satu yang dilarang dalam buku ini. Ini kutipan artikelnya.
"ada fenomena buruk di negara kita, terutama generasi muda saat ini. Mereka suka sekali mendengarkan lagu-lagu dengan syair dan nada yang cengeng, padahal di era harmoko, bahkan bung karno juga, lagu-lagu cengeng sempat dilarang,
apalagi yang datang dari Malaysia (tentu tidak semua!).. Entah setan apa yang merasuk ke generasi muda kita, hingga "racun-racun" itu kembali diputarkan. Secara ilmiah, mendengarkan lagu-lagu "loyo" tersebut dapat mengurangi produksi hormon serotonin dalam otak kita, sehingga mengakibatkan diri kita menjadi sedih dan buat kita depresi. Akibatnya hidup menjadi tidak bersemangat, gampang letih, lesu, loyo. Jadi hati-hati dengan lagu yang anda dengarkan! "

Pengaruh mengkonsumsi musik cadas (metal,rock,hardcore)


Musik memang banyak mempengaruhi hidup manusia. Menjadi komoditi bisnis, pengungkapan perasaan atau hanya sebagai hiburan semata. Termasuk kondisi psikologis. Mendengar musik klasik, katanya bisa merangsang tingkat kecerdasan. Memberikan semangat, atau menenangkan pikiran. Tapi apakah efek yang sama bisa didapat jika mendengarkan musik cadas, seperti rock atau metal?

Selama ini, banyak orang mengaggap metal adalah musik orang-orang frustasi atau depresi. Musik cadas ini juga dianggap mendorong para remaja untuk selalu berontak pada orang tua. Metal dan rock equal putus sekolah dan masa depan suram. Singkatnya, metal tidak berdampak positif.

Jika anda setuju dengan anggapan diatas, siap-siaplah kecewa. Sebuah studi yang dilakukan Stuart Cadwallader dan Jim Campbell dari National Academy for Gifted and Talented Youth University of Warwick di Coventry, Inggris, mengatakan sebaliknya. Musik metal atau rock malah memberikan dampak positif bagi para remaja.
Mereka melakukan survey ini pada lebih dari 1000 murid berumur 11 hingga 18 tahun di Inggris. Survey ini juga menunjukkan kalau penggemar metal tidak sepenuhnya bermasa depan suram.


"Selama ini, banyak anak pandai dikaitkan dengan musik klasik dan kutu buku. Ini stereotype yang salah. Kami melihat satu grup, malah terasa lebih stress dengan musik klasik dan buku. Mereka menghilangkan stress itu dengan metal," ujar Cadwallader.


Dalam studi itu, para responden diminta menyebutkan latar belakang keluarga, pendidikan, hobi, dan media yang dikonsumsi. Setelah diranking, ternyata musik rock dan heavy metal menduduki peringat teratas. Kedua ditempati musik pop.

Menurut studi itu, beberapa murid berbakat dan pintar menggunakan musik metal untuk mengurangi tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk menghilangkan stres dengan mendengarkan metal. Rasa frustasi dan amarah berlebih pun mudah diatasi setelah menikmati alunan musik cadas.

"Mungkin para murid berbakat itu bisa melupakan sedikit demi sedikit stress dan tekanan itu dengan mendengarkan musik cadas. Mereka juga bisa menghilangkan efek negatif setelah menikmatinya," kata Cadwallader.

Benarkah Albert Einstein atau Stephen Hawking mendengarkan band seperti Opeth untuk menghilangkan stress? Masih sulit untuk dibayangkan. Setidaknya ini membuktikan anggapan salah tentang musik metal dan rock. Para pelajar dalam penelitian itu bisa mematahkan kalau rock tidak hanya dikaitkan dengan drop out dari sekolah. Atau masa depan suram dan kriminalitas semata.

Komentar