GEDUNG LLOYD


Sejarah :
Gedung Djakarta Lloyd dahulu merupakan sebuah kantor perusahaan pelayaran terbesar di Belanda bernama Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN). Bangunan ini diarsiteki oleh Ir. Thomas Karsten pada tahun 1930. Bangunan ini berlantai dua dan berlantai tiga. Atap bangunannya berbentuk limasan dan bahan penutup atapnya adalah genting dari Belanda. Salah satu ikon unik terdapat pada bagian daun pintu yaitu lubang angin berbentuk bintang di bagian atas. Ciri khas lain dari bangunan ini adalah atapnya yang berbentuk limasan dengan sudut kemiringan yang cukup tajam. Karya ini cukup menakjubkan karena genteng dengan kemiringan yang sangat tajam sama sekali tidak melorot turun. SMN sempat termasyur pada zaman penjajahan, namun kemasyurannya berakhir pada masa kejayaannya pasca kemerdekaan. SMN kemudian dinasionalisasi menjadi Djakarta Lloyd. Sampai saat ini bangunan ini masih digunakan sebagai kantor Djakarta Lloyd, meskipun tidak seproduktif dan seaktif pada masa kejayaannya. Akibatnya bangunan ini mengalami pelapukan di beberapa bagian yang perlu untuk dibenahi.

Deskripsi : Bangunan ini berbentuk segi empat, memiliki pintu masuk tepat berada di tengah bangunan, berlantai dua dan sebagian berlantai tiga. Bangunan ini juga memiliki keistimewaan lain yaitu adanya upaya penghematan energi listrik. Hal itu terlihat dari atap kaca dengan desain khisis untuk pencahayaan alamai, sekaligus sebagai sirkulasi udara. Plafon yang tinggi dengan jendela dan centilasi yang lebar juga dimaksudkan untuk sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang baik. Kondisi bangunannya ketika pengambilan data ketinggian lantai bangunan lebih rendah dibandingkan ketinggian jalan Mpu Tantular; ada beberapa bagian bangunan ditumbuhi pohon beringin dan pohon liar lainnya; sebagian plester dinding juga mengelupas. Secara garis besar kondisi bangunannya cukup baik tetapi harus segera direnovasi untuk menanggulangi kerusakan. Pada saat pengambilan data, pengurus Djakarta Lloyd Kota Lama Semarang sedang mengajukan anggaran renovasi kepada kantor pusat di Jakarta.

Krystiadi

Komentar